PENDIDIKAN KEJURUAN
Jum'at,
13 Desember 2024
~ Oleh Operator ~ Dilihat 3278 Kali
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi para siswa yang merencanakan dan mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja secara produktif.
Pendidikan kejuruan dirancang untuk mengembangkan keterampilan, kemampuan/kecakapan, pemahaman, sikap, kebiasaan-kebiasaan kerja, dan apresiasi yang diperlukan oleh pekerja dalam mamasuki pekerjaan dan membuat kemajuan-kemajuan dalam pekerjaan penuh makna dan produktif (Adhikary, P.K.,2005). Menurut Pavlova (2009) tradisi dari pendidikan kejuruan adalah menyiapkan siswa untuk bekerja. Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang mengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu (PP 29 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3).
Fungsi pendidikan kejuruan menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja produktif antara lain meliputi:
- Memenuhi keperluan tenaga kerja dunia usaha dan industri.
- Menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan bagi orang lain.
- Merubah status siswa dari ketergantungan menjadi bangsa yang berpenghasilan (produktif).
Sedangkan sebagai tenaga kerja professional siswa mampu mengerjakan tugasnya secara cepat, tepat dan effisien yang didasarkan pada unsur-unsur berikut:
- Ilmu atau teori yang sistematis,
- Kewenangan professional yang diakui oleh klien,
- Sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangannya dan
- Kode etik yang regulative.
Selanjutnya, menyiapkan siswa menguasai IPTEK dimaksudkan agar siswa:
- Mampu mengikuti, menguasai, dan menyesuaikan diri dengan kemajuan IPTEK.
- Memiliki kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan
Prinsip pendidikan kejuruan didefinisikan sebagai generalisasi untuk menyiapkan dan menjadi arahan untuk program dan konstruksi kurikulum, evaluasi, pemilihan praktik instruksional, dan pengembangan kebijakan.Dengan kata lain: para praktisi pendidikan kejuruan dapat merencanakan/membuat program dan kurikulum pendidikan, evaluasi, dan proses pembelajaran maupun kebijaksanaan lain yang dikembangkan berdasarkan kepentingan dan perkembangan zaman atau IPTEK. Prinsip-prinsip kontemporer pendidikan kejuruan mencerminkan praktik sukses dari masa lalu dan reinterpretasi dari prinsip-prinsip ini untuk memenuhi kebutuhan perubahan zaman.
Barlow (1974) mengemukakan 7 prinsip pendidikan kejuruan:
- Dikembangkan dan diselenggarakan untuk warganegara
- Disediakan melalui pendidikan secara umum
- Membuat variabel pendidikan kejuruan untuk semua
- Integrasikan teori dan praktek di dalam pendidikan kejuruan
- Melibatkan pemberi kerja di (dalam) program kejuruan
- Melibatkan pemerintah secara umum di (dalam) pendidikan kejuruan di (dalam) area penetapan standard diinginkan dan pemerintah menyediakan dana untuk program
- Menyediakan penguasaan belajar (mastery learning) dan instruksi secara individual.
Berdasarkan pemikiran para philosopher realisme dan pragmatisme, rumusan prinsip dasar pendidikan vokasi dapat dinyatakan sebagaimana dirumuskan Miller (1985) bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi terdapat tiga prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu : people, program, dan proses.
Prinsip-prinsip yang dikemukan oleh Miller tersebut sesuai dengan pemikiran Prosser yang diwujudkan dengan 16 landasan filasafat (teori Prosser) dalam pendidikan vokasi yaitu filosofi prinsip dasar pendidikan vokasi dapat dirumuskan bahwa interaksi peserta didik dengan lingkungan yang serupa/ mirip dengan dunia kerja merupakan bentuk metafisika dan prinsip dasar peserta didik dalam pendidikan vokasi, proses belajar mengajar yang dilakukan baik teori maupun praktik merupakan bentuk epistimologi dan prinsip program, dan memberi pengalaman belajar sesuai dengan situasi kerja merupakan bentuk axiologi dan prinsip proses.
Berita Pengumuman Sekilas-info